SEADSTEM

Interkoneksi STEM dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan adalah formula ampuh untuk mengembangkan keterampilan di abad ke-21 yang sangat penting dalam lanskap global saat ini

Dengan mengintegrasikan pendidikan STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics/Teknologi, Teknik, dan Matematika) dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG), siswa tidak hanya diperkenalkan dengan kompleksitas tantangan global, tetapi juga diperlengkapi dengan alat dan metodologi untuk berpikir kritis, memecahkan masalah yang kompleks, dan berinovasi untuk solusi yang berkelanjutan.

SEADSTEM - Southeast Asian Digital STEM Platform (Platform Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika Digital Asia Tenggara), sebuah proyek oleh Goethe-Institut di Asia Tenggara, menyediakan sumber daya pendidikan terbuka dalam bahasa Inggris, Burma, Indonesia, Thailand, dan Vietnam untuk mendukung guru sains di wilayah tersebut dalam melaksanakan kegiatan STEM berbasis proyek. Metode ini mendorong pembelajaran dan keterlibatan aktif, yang memungkinkan siswa menerapkan pengetahuan teoritis ke skenario dunia nyata, menumbuhkan pemahaman yang lebih dalam tentang mata pelajaran tersebut dan relevansinya dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG).

STEM diberikan prioritas tinggi dalam kebijakan dan strategi pendidikan nasional di semua negara ASEAN (Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara). Dengan membuat materi ini dapat diakses online secara gratis dalam lima bahasa di Asia Tenggara, SEADSTEM bertujuan untuk menghilangkan hambatan bahasa dan memastikan bahwa setiap dan semua pendidik yang berminat akan diperlengkapi dengan baik untuk menginspirasi dan mempersiapkan generasi pembuat perubahan berikutnya, dan untuk mendukung para guru dalam memenuhi strategi STEM dari Kementerian Pendidikan masing-masing.

Pendekatan ini mempersiapkan individu muda untuk menjadi kontributor proaktif bagi masyarakat, mampu membuat keputusan berdasarkan informasi dan mendorong perubahan positif

Keterampilan abad ke-21

Integrasi pendidikan STEM dan pengembangan keterampilan abad ke-21 sangat penting dalam kebijakan dan strategi pendidikan negara-negara ASEAN. Guru memainkan peran penting dalam paradigma ini, bertindak sebagai fasilitator yang membimbing siswa menjalani pembelajaran berbasis proyek dan aplikasi STEM di dunia nyata. Kemampuan mereka untuk beradaptasi dan menerapkan metodologi pengajaran baru sangat penting untuk menginspirasi dan melibatkan siswa.

Goethe-Institut Logo

Goethe-Institut adalah lembaga kebudayaan Republik Federal Jerman dengan 157 kantor di 98 negara di seluruh dunia.

www.goethe.de

Goethe-Institut melakukan pembinaan bahasa Jerman di luar negeri dan menekuni kerja sama kebudayaan antarnegara. Lembaga ini menyajikan gambaran menyeluruh yang aktual mengenai Jerman dan menyediakan informasi tentang kehidupan budaya, sosial, dan politik di Jeman. Aneka program budaya dan pendidikannya mendukung dialog antarbudaya dan memungkinkan partisipasi kultural. Program-program Goethe-Institut memperkokoh struktur masyarakat madani dan mendukung mobilitas global.

Dengan jaringan Goethe-Institut, Pusat Goethe, perkumpulan kebudayaan, dan pusat pengajaran bahasa, lembaga ini telah menjadi tempat persinggungan pertama dengan Jerman bagi banyak orang selama lebih dari enam puluh tahun. Kerja sama kemitraan jangka panjang dengan berbagai institusi dan tokoh terkemuka di lebih dari 90 negara telah membangun kepercayaan yang mendalam kepada Jerman. Goethe-Insitut adalah mitra bagi semua pihak yang secara aktif memerhatikan Jerman dan kebudayaannya, dan bekerja secara mandiri tanpa terikat kepada sikap politik kepartaian.